Faktual dan Berintegritas


PADANG, SWAPENA -- Jadwal pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) legislatif semakin dekat. Masyarakat hingga hari ini masih belum dapat kepastian dari penyelenggara tentang sistem pemungutan suara, apakah proporsional terbuka ataukah tertutup.

Aspirasi yang diserap dari berbagai lapisan masyarakat mengharapkan Pemilu legislatif dilaksanakan dengan sistem proporsional terbuka sebagaimana telah dilaksanakan pada pemilu-pemilu sebelumnya. Dengan sistem itu, masyarakat akan merasakan sebagai pemegang kedaulatan.

Demikian antara lain buah diskusi dan silaturahmi antara Anggota DPD RI asal Sumatera Barat, Dr Alirman Sori, SH, M.Hum bersama sejumlah pemimpin redaksi media cetak dan online di Padang, Rabu (26/4). “Kita sudah minta pendapat masyarakat, mereka lebih nyaman dengan sistem proporsional terbuka sebagaimana pemilu sebelumnya,” kata Alirman Sori.

Meski demikian, ‘bola’ sekarang ada di Mahkamah Konstitusi (MK) untuk memutuskan. Yang pasti masyarakat tidak menginginkan adanya Pemilu dengan sistem proporsional tertutup sebagaimana yang pernah dilakukan pada masa orde baru. Jika itu diberlakukan, berarti negara ini kembali ke masa lalu.

Alirman menyebut, Pemilu sistem proporsional terbuka yang diharapkan masyarakat memiliki banyak keuntungan, baik secara politik maupun ekonomi. Setidaknya masyarakat tidak seperti membeli ‘kucing dalam karung’. Sementara sistem proporsional tertutup lebih penguntungkan partai politik.

“Dengan proporsional terbuka, jelas siapa tokoh yang akan dipercaya menjadi waki rakyat di parlemen, tidak seperti membeli kucing dalam karung,” lanjut Alirman.

Para pemimpin redaksi yang hadir pada kesempatan itu juga setuju dengan pemilu sistem proporsional terbuka. Sebab, sistem itu memiliki banyak keuntungan, baik secara politis maupun secara ekonomi.

Karena sekarang ‘bola’ ada di MK, pers mengharapkan kepada semua senator yang ada di Senayan untuk sama-sama turun ke daerah pemilihan guna meminta masukan dari masyarakat. Hasilnya nanti bisa disampaikan kepada MK sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.

Selain sistem pemilihan terbuka-tertutup, pada kesempatan diskusi tersebut juga disinggung tentang wacana penundaan Pemilu dan soal presiden tiga periode yang pernah hangat beberapa waktu lalu. “Soal pemilu ditunda atau wacana tiga periode dan sebagainya, tidak ada ruang untuk semua itu. Tak ada ruang untuk jabatan presiden tiga periode dan penundaan pemilu. Karena itu, 157 anggota DPR RI dan 136 anggota DPD RI, turun ke bawah, kembali ke daerah untuk menjaring aspirasi dan mengorek informasi dari semua pihak,” ujar Alirman Sori.

Hadir pada siskusi santai yang dipandu Gusfen Khairul dimaksud, Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Pesisir Selatan, Drs. Syafrizal Ucok yang disebut-sebut akan maju sebagai calon anggota DPRD Sumbar pada Pemilu 2024 mendatang. Syafrizal akan maju dari Dapil Pessel-Mentawai, meski Pemilu berlangsung dengan sistem proporsional terbuka atau tertutup. “Sekali layar terkembang, surut kita berpantang,” katanya. (sp)

 
Top