Faktual dan Berintegritas



OLEH SAWIR PRIBADI

Akhir-akhir ini sering terjadi kecelakaan beruntun pada jalan lintas Padang Panjang-Bukittinggi, tepatnya  di turunan Panyalaian, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar. Terbaru adalah truk pengangkut alat berat melibas sejumlah kendaraan, termasuk bangunan tempat usaha pembuatan batako. Satu orang dilaporkan meninggal dunia dalam peristiwa itu. Innalillahi wainna ilaihi rajiuun.

Beberapa waktu lalu, Dinas Perhubungan Sumatera Barat mengakui bahwa ruas jalan nasional Padang-Bukittinggi di kawasan X Koto itu rawan kecelakaan, terutama bagi kendaraan angkutan barang. Termasuk di lokasi kecelakaan kemarin.

Semua pengendara kendaraan bermotor pasti tahu bahwa turunan X Koto itu memang cukup panjang. Mulai dari Aia Angek sampai ke Lembah Anai adalah turunan saja. Betapa panasnya rem truk bermuatan berat dibuatnya

Terkait itu, Pemprov Sumbar sudah menyarankan truk untuk istirahat mendinginkan rem sebelum menempuh turunan. Untuk itu, pihaknya  sudah menyampaikan agar sopir istirahat terlebih dahulu guna mendinginkan rem sebelum lanjut ke arah Padang.

Pertanyaannya, di mana truk-truk yang segadang itu akan parkir untuk istirahat? Apakah di jalan lintas Bukittinggi-Padang itu ada rest area? Ataukah mereka harus istirahat di pinggir jalan? Jika ini yang dilakukan jelas akan menimbulkan masalah baru lagi.

Artinya, jika salah satu solusi untuk menghindari risiko kecelakaan di turunan kawasan Kecamatan X Koto adalah dengan istirahat sambil mendinginkan rem atau mesin terlebih dahulu, maka pemerintah wajib menyediakan rest area yang memadai. Namanya saja rest area, jelas bukan hanya sekadar berhenti, tapi harus ada sarana pendukungnya, seperti tempat istirahat, tempat shalat dan tempat isi lambung para sopir.

Dinas Perhubungan Sumbar menyebut istirahat di Pasar Amur, dekat perbatasan Kabupaten Agam dan Tanah Datar. Apakah itu bisa? Mungkinkah truk-truk bermuatan puluhan ton tersebut dibelokkan ke Pasar Amur dimaksud. Lebih dari itu, apakah Pemkab Agam memberi izin?

Atau maksudnya istirahat di jalan yang cukup lapang di depan Pasar Amur itu? Ini jelas akan berisiko lagi. Seminggu saja truk truk-truk bermuatan berat tu parkir di sana, dipastikan membuat jalan terban hingga menggelembung. Lagian rawan akan kecelakaan dan kemacetan.

Oleh karena itu, pemerintah saatnya melakukan aksi untuk membangun rest area di sejumlah lokasi rawan. Selain menjelang turunan X Koto, perlu pula dibangun rest area sebelum memasuki turunan Sitinjau Lauik. Sebab, turunan Sitinjau tersebut sangat rawan. Di sepanjang turunan curam dan berliku-liu itu, nyaris tiada hari tanpa kecelakaan lalu lintas dan itu rata-rata menimpa truk.

Jika memang akan dibangunnya fly over di Sitinjau Lauik nanti, maka menjadi kesempatan pula untuk melengkapinya dengan rest area yang representatif di sekitar batas Kota Padang dengan Kabupaten Solok. Karena itu jalan nasional, jelas menjadi kewenangan pemerintah pusat untuk membangunnya, maka mintalah oleh Pemprov Sumbar.

Ooo, di sana kan sudah ada rest area, persisnya di Rumah Makan Mintuo, Aia Sirah. Banyak juga truk yang parkir persis di gerbang Kota Padang. Betul, tapi parkirnya memakan badan jalan hampir separuh. Tak jarang terjadi kemacetan di titik tersebut. Sedangkan yang di Rumah Makan Mintuo hanya bisa untuk kendaraan pribadi, lantaran lokasi yang kecil dan itupun milik perorangan, bukan hasil pekerjaan tangan pemerintah. (*)


 
Top