BUKITTINGGI -- Ambisi besar Kota Bukittinggi untuk menjadi Pusat Pariwisata Kesehatan (Health Tourism) di Sumatera Barat semakin menguat. Dalam perayaan Milad ke-56 Rumah Sakit YARSI Ibnu Sina Bukittinggi pada Minggu (2/11), Wakil Wali Kota Bukittinggi, Ibnu Asis, secara tegas meminta rumah sakit bersejarah ini sebagai penopang utama terwujudnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) bidang kesehatan.
Wakil Wali Kota Ibnu Asis optimis bahwa dengan kualitas dan sejarah pelayanan YARSI yang didirikan sejak 1969, masyarakat Sumatera Barat tak perlu lagi jauh-jauh berobat ke luar negeri.
"Pemerintah Provinsi berencana menjadikan Bukittinggi sebagai kawasan Health Tourism. YARSI Bukittinggi, sebagai rumah sakit Islam swasta tertua dan terbesar, harus menjadi pondasi kuat. Warga kita bisa berwisata sekaligus mendapatkan pelayanan kesehatan berkualitas di dalam negeri," tegas Ibnu Asis.
Direktur RS Ibnu Sina, dr. Anemas, MARS., menyatakan bahwa milad ini menjadi momentum untuk meraih target bergengsi yaitu Akreditasi Syariah pada akhir tahun 2025. Sekaligus memposisikan diri sebagai pilar utama dalam mewujudkan visi Kota Bukittinggi sebagai destinasi wisata kesehatan.
Meskipun saat ini menyandang status RS Kelas C dengan 133 tempat tidur, komitmen RS Ibnu Sina terhadap mutu terbukti dengan diraihnya predikat Akreditasi Paripurna (tingkat tertinggi) dari lembaga akreditasi pusat (KARS).
"Di usia 56 tahun, ini adalah usia yang sangat matang, penuh pengalaman. Kami telah meraih predikat Akreditasi Paripurna, dan kini kami ditunjuk untuk melaksanakan Akreditasi Syariah," ujar Anemas.
Selain target itu, RS Ibnu Sina Bukittinggi juga menyadari bahwa tantangan perubahan regulasi, di mana rumah sakit dituntut bertransisi ke sistem rujukan berbasis kompetensi (berjenjang Dasar, Madya, Utama, Paripurna), meninggalkan klasifikasi lama (A, B, C, D).
Untuk menghadapi hal ini, RS berbenah dengan menyiapkan SDM yang kompeten, menyempurnakan sarana prasarana, dan menjalin kolaborasi erat dengan Dinas terkait.
Sementara Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Sumatera Barat, dr. Erman Ramli, Sp.OG(K), FISQua pada kesempatan itu menegaskan bahwa di usia emasnya ke-56, RS YARSI Ibnu Sina siap bertransformasi total menjadi Rumah Sakit Syariah.
Ini bukan sekadar perubahan nama, melainkan penerapan prinsip syariah secara menyeluruh, mulai dari pelayanan medis, keuangan, hingga obat-obatan.
Menyambut visi besar ini, Yayasan YARSI menyambut baik penambahan nilai pada konsep wisata, yaitu menjadikannya "Islamic Health Tourism" (Pariwisata Kesehatan Islami). Tema Milad ke-56, "Satukan Tekad, Wujudkan Rumah Sakit Syariah Menjadi Pilihan dan Terdepan dalam Pelayanan," mencerminkan keseriusan ini.
Dr. Erman Ramli juga menyoroti sejarah pendirian RS yang penuh perjuangan, berawal dari balai kesehatan, didukung sumbangan harta berharga dari masyarakat, dan kini menjadi teladan dalam pelayanan islami. (ag)