Faktual dan Berintegritas

     Agus Harimurti Yudhoyono 

PADANG -- Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) hadir sebagai pembicara utama dalam konferensi internasional tentang manajemen dan mitigasi bencana, Selasa (30/9) di Universitas Andalas (Unand), Padang.

Dalam paparannya, AHY menegaskan soal antisipasi yang memang sudah harus dipersiapkan di kawasan yang memang berada pada zona merah. Dalam data yang dia sampaikan juga nampak Kota Padang dan sekitarnya yang berada dalam zona tersebut.

"Ada hal serius yg perlu kita antisipasi. Kawasan Sumbar pun harus siap dan punya lagi langkah-langkah mitigasi," kata AHY.

Dia mengingatkan agar Kota Padang juga harus selalu siap. Upaya itu juga membutuhkan kesiapsiagaan, respon tepat dan cepat.

Menteri juga membahas soal Megatren dunia tahun 2045. Bagaimana tantangan, mitigasi dan pengelolaan pasca bencana yang juga sudah perlu dipersiapkan setiap kawasan rawan bencana.

Dia mengatakan, untuk kawasan rawan bencana sudah seharusnya disiapkan oleh pemerintah daerah setempat cadangan logistik.

Cadangan logistik harus ada di kawasan paling rentan. "Mentawai misalnya," kata AHY.

Unand katanya siap sebagai tempat evakuasi, pihaknya juga akan mendukung jika diperlukan.

AHY juga memaparkan bagaimana rekontruksi bangunan juga perlu perhatian, ataupun dalam rekonstruksi pasca bencana, dapat dibangun lahu dengan teknologi.  "Lebih canggih, menjadi pembaharuan menghadapi bencana," kata dia, yang diistilahkan oleh AHY infrastruktur yang lebih berkelanjutan.

"Banyak tata ruang yang diabaikan, daerah aliran sungai, yang seharusnya tidak ada bangunan," lanjutnya.

AHY juga menekankan bagaimana mengedepankan teknologi dan inovasi dalam penanganan bencana dan mitigasinya. Hal ini bukan dengan mengabaikan alam.

"Lebih ramah lingkungan, transisi energi baru terbarukan, tata kota lebih berkelanjutan (teknologi dan inovasi). Harus membangun, punya kekuatan untuk menghadapi bencana," katanya.

Dia juga mendorong agar pemerintah setempat membangun kota yang lebih memiliki daya tahan, perbaikan drainase, hingga menerapkan energi baru terbarukan, seperti solar panel. "Ke depan, kami mengedepankan prinsip-prinsip ini. Menghadapi bencana. Inovasi, serta perkuat kolaborasi. Menyiapkan daya tahan terhadap bencana alam," pungkasnya.

Sementara itu, Rektor Unand, Efa Yonnedi menyambut baik kedatangan AHY sebagai pembicara utama di The 3rd, ICDMM 2025 tersebut.

Rektor menekankan bahwa pihaknya berkomitmen dalam hal evakuasi bencana. Salah satunya menjadikan RS Unand sebagai kawasan evakuasi jika terjadi bencana. "BPBD sudah meninjau (RS Unand). Ini kontribusi Unand untuk kesiapsiagaan bencana," kata Efa.

Rektor juga mengatakan bahwa bertepatan kemarin, tanggal 30 September, menjadi peringatan juga atas kejadian gempa di Kota Padang. "Peringatan agar kita selalu siap dan siaga," katanya.
 
Rektor juga menyampaikan agar akses ke Unand juga dipermudah, sebagai satu jalur mitigasi. "Tiga ruas jalan, agar akses ke Unand mudah," kata Efa.

Seperti diketahui, ICDMM atau International Conference on Disaster Management hadir sebagai forum yang mempertemukan para peneliti dan profesional terkemuka di bidang penanggulangan bencana.

Forum ini menjadi ajang diseminasi hasil-hasil penelitian, berbagi pengetahuan dan pengalaman, sekaligus mendorong terbentuknya jejaring ilmiah di bidang penanggulangan bencana. (wy)
Next
This is the most recent post.
Previous
Posting Lama
 
Top