PADANG -- Pemerintah Provinsi Sumbar menegaskan komitmen menjadikan energi terbarukan sebagai pilar utama pembangunan ekonomi daerah.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Sumbar, Helmi Heriyanto menyebut Sumbar memiliki semua jenis energi baru terbarukan. Mulai dari surya, bayu, bioenergi, air hingga panas bumi.
“Kalau ini semua bisa kita optimalkan, saya yakin Sumbar bukan hanya memenuhi kebutuhan listrik sendiri, tapi juga bisa memasok energi bersih sampai ke tingkat Asia Tenggara,” ujar Helmi Heriyanto pada wartawan yang difasilitasi Biro Adpim Sumbar, Senin (22/9).
Data Dinas ESDM Sumbar menunjukkan potensi EBT sangat besar. Rinciannya tenaga surya 5.898 MW, tenaga bayu 428 MW, bioenergi 923,1 MW, hidro 1.100 MW serta panas bumi 1.651 MWe.
Namun pemanfaatan masih minim. Hanya tenaga air yang sudah termanfaatkan 33 persen, sementara panas bumi baru 5 persen. “Padahal potensi panas bumi kita kelas dunia,” ungkap Helmi Heriyanto.
Ia menjelaskan, peningkatan kapasitas energi air hingga 50 persen dan panas bumi 200 persen mampu mendorong peningkatan PDRB sektor listrik sebesar 120 persen.
“Multiplier effect-nya luar biasa. Energi hijau bukan hanya soal ketahanan energi, tapi juga mesin penggerak ekonomi rakyat,” kata Helmi Heriyanto.
Helmi menyebut Pemprov Sumbar telah menyiapkan langkah konkret. Antara lain pembangunan PLTS di Mentawai dan Pasaman Barat, pemasangan instalasi listrik gratis bagi rumah tangga miskin, serta pembangunan PLTS irigasi di Solok dan Tanah Datar untuk menopang pertanian.
“Kami ingin energi hadir bukan hanya untuk penerangan, tapi juga menghidupkan ekonomi masyarakat,” ujar Helmi Heriyanto.
Ia menambahkan, percepatan pengembangan panas bumi masuk prioritas. Ada tujuh titik siap digarap, mulai dari Lubuk Sikaping, Pariangan, Simisuh, Talamau, Kota Baru Merapi, Maninjau hingga Surian.
“Bayangkan, dari satu titik panas bumi saja bisa mengalirkan listrik untuk ratusan ribu rumah. Kalau semua ini jalan, Sumbar akan jadi lumbung energi panas bumi nasional,” ucap Helmi Heriyanto.
Helmi menekankan tantangan terbesar ada pada investasi dan penerimaan masyarakat. Pemprov berkomitmen membuka ruang dialog, transparansi, serta mendorong regulasi yang memudahkan.
“Kami sadar, tidak mungkin pemerintah berjalan sendiri. Dunia usaha, masyarakat, dan pemerintah pusat harus bersatu padu. Kalau kita solid, mimpi Sumbar jadi pusat energi terbarukan Asia Tenggara bukan hal mustahil,” tutup Helmi Heriyanto. (ys)