PADANG -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) RI, Amalia Adininggar Widyasanti menyebut, e-commerce atau belanja online mendominasi sebagai kanal utama berbelanja gen z, dengan persentase mencapai 66,09 persen.
Hal itu disampaikan Amalia Adininggar saat mengisi kuliah umum di Universitas Andalas (Unand), Rabu (24/9) di convention hall kampus tersebut.
"Barang-barang yang paling banyak dibeli secara online oleh gen z ini skincare dan bodycare. Setelah itu baju dan makanan," kata Amalia.
Menurutnya, gen z lebih aktif membeli produk personal melalui e-commerce ini, seperti skincare, baju, buku hingg tiket hiburan. Sementara itu, generasi milenial lebih dominan dalam pembelian produk-produk kebutuhan rumah tangga secara online.
"Untuk saluran offline seperti supermarket masih digunakan tapi porsinya lebih kecil. Seperti yang tertera dalam data, hanya berkisar 13,25 persen," katanya.
Dengan kondisi ini, Amalia mengatakan, mall pun kini bukan sekedar pusat perbelanjaan tapi jadi pusat gaya hidup. Seperti yang disampaikannya, aktivitas makan di restoran atau kafe yang paling banyak dilakukan oleh 68 persen pengunjung mall pada periode Januari hingga April 2025.
"Sedangkan aktivitas belanja pakaian, gadget, elektronik hingga furniture hanya dipilih 34 persen responden," katanya.
Dalam kuliah umum dengan tema "Menelisik Sumber Pertumbuhan Ekonomi Indonesia" itu, Amalia juga menyampaikan bahwa jumlah perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) mencapai 331,3 juta pada triwulan II 2025, atau tumbuh tahunan sebesar 22,32 persen dan tumbuh kuartalan sebesar 17,34 persen.
Menurutnya, faktor utama yang mendorong tumbuhnya angka perjalanan wisnus adalah periode libur panjang pada triwulan II 2025 ini yang mencapai 40 hari. Selain mendorong mobilitas masyarakat, juga mendorong konsumsi masyarakat yang menjadi sumber pertumbuhan terbesar pada triwulan II ini.
"Libur panjang mendongkrak perekonomian. Apalagi masa libur cukup banyak di triwulan II yang totalnya mencapai 40 hari. Hal ini kemudian membuat kebutuhan bahan makanan dan makanan jadi meningkat karena aktivitas pariwisata," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Amalia juga menekankan bagaimana BPS hadir sebagai pengukur dan pencatat data. Bukan hadir sebagai lembaga yang hanya menyampaikan proyeksi. "Akurasi adalah komitmen kita," katanya.
Sementara itu, Rektor Unand, Efa Yonnedi yang juga hadir pada kesempatan itu menyambut baik kehadiran Kepala BPS RI untuk berbagi informasi terkait perkembangan ekonomi Indonesia saat ini. "Apa yang disampaikan relevan dan menarik untuk disimak," kata rektor.
Dia pun juga mengatakan, informasi yang disampaikan BPS pun tentu akan sangat berguna bagi mahasiswa, apalagi data yang disampaikan ini ilmiah, objektif dan terpercaya.
Dalam kesempatan itu, Efa juga berharap kedepannya BPS di kota dan kabupaten di Sumbar bisa merangkum data statistik gambir di provinsi ini. Hal ini menurutnya bisa membantu petani dan pihak terkait dalam perkembangan Gambir kedepannya.
Selain kuliah umum, pada kesempatan itu Kepala BPS RI bersama Rektor Unand juga meresmikan peresmian Pojok Statistik Unand. (wy/sgl)