Faktual dan Berintegritas


PADANG -- Gerakan Pangan Murah (GPM) selama dua pekan ini, menurut Kepala Bank Indonesia (BI) Sumatera Barat (Sumbar), Abdul Majid Ikram, terbukti mampu mengendalikan harga pangan bergejolak, terutama beras. Meski begitu, ada juga harga komoditas pangan, seperti cabai merah yang harganya masih tinggi.

Berdasarkan data pada rentang Agustus hingga September, harga beras medium bertahan di level Rp17.125 - Rp17.126 per kilogram. Sementara gula pasir turun tipis dari Rp18.425 menjadi Rp18.386 per kilogram.

"Minyak goreng turun dari Rp20.950 menjadi Rp20.971 per liter. Selanjutnya, bawang merah dari Rp56.500 turun menjadi Rp33.000 per kilo gram," katanya dalam rapat perkembangan harga pangan di kantor BI Sumbar, Selasa (30/9).

Ia mengatakan, harga beras mulai terkendali pelan-pelan. Faktor pengendali salah satunya beras SPHP, karena masyarakat mulai beralih dari beras medium ke beras Bulog SPHP.

Sejumlah komoditas juga tercatat naik dan masih tinggi. Di antaranya, daging ayam dari harga Rp46.973 naik menjadi Rp48.071 per kilogram. Kemudian cabai merah keriting, rata-rata di Agustus Rp42.443 masih naik Rp78.488 per kilogram.

“Cabai merah bertahan relatif tinggi. Tapi ini terjadi secara nasional tak hanya di Sumbar. Berdasarkan data secara nasional memang produksi cabai kurang bagus. Seharusnya ini jadi perhatian untuk kabupaten/kota untuk memperbanyak dan memperluas tanam cabai. Kemudian menanam cabai merah saat masuk panen, sehingga produksi cabai merah ada terus,” harapnya.

Sementara Kepala Dinas Pangan Sumbar, Iqbal Ramadi Payana mengatakan, untuk memenuhi pasokan di daerah, sudah dilakukan kerja sama dengan daerah lain. Akan tetapi produksi cabai secara nasional mengalami penurunan, sehingga pasokan dari luar daerah masih terbatas.

“Beberapa hari lalu kami gelar operasi cabai merah dengan mendatangkan pasokan dari Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Sebenarnya minta 2 ton tapi ketersediaan hanya 700 kilogram. Ke depan kami akan memperluas kerjasama dengan Provinsi Lampung dan Sumatera Selatan,” ungkapnya.

Ia menambahkan, dalam menjaga harga kebutuhan pangan agar tidak terjadi inflasi, GPM masih akan terus dilakukan. Sejak Januari hingga September 2025, GPM melalui mobil keliling dari Toko Tani Indonesia Center (TTIC) sudah melakukan 720 kali kegiatan. Kemudian GPM ke kabupaten/kota sesuai permintaan telah dilaksanakan sebanyak 46 kali.

“Kami terus lakukan GPM. Apalagi jelang pergantian tahun,” ucapnya.

Sementara Kepala Perwakilan Bulog Divre Sumbar, R. Darma Wijaya menyampaikan, pihaknya terus memantau perkembangan harga kebutuhan pokok di pasaran. Persediaan Bulog cukup siap untuk terus menyokong operasi pasar murah seperti beras, gula pasir, minyak goreng dan lainnya.

"Kita akan terus berkoordinasi dengan Pemprov, BI, Dinas Pangan, Pemerintah Daerah, dan instansi terkait lainnya," tutupnya. (hn)
 
Top