PADANG -- Universitas Andalas (Unand) Padang, mewisuda 3.100 lulusannya dalam wisuda ke-IV tahun ini. Dengan banyaknya lulusan, prosesi wisuda digelar dua hari, Sabtu-Minggu (20-21/9) di auditorium kampus tersebut.
Banyaknya lulusan di wisuda ke-IV ini, karena mahasiswa bisa menyelesaikan masa studi tepat waktu. "Mahasiswa memulai studi biasanya pada Agustus. Maka yang masa studi tepat waktu, September ini mereka bisa diwisuda. Ini juga wisuda puncak, maka kita gelar dua hari," kata Rektor Unand, Efa Yonnedi.
Lebih lanjut, Efa berharap para lulusan ini nantinya tidak saja mencari pekerjaan, tapi juga berkontribusi aktif memberi solusi bagi masyarakat.
"Saya melihat ke depan itu ada harapan ekonomi bakal membaik dan terbukanya lapangan kerja, semoga lulusan Unand bisa mengambil peran dan berkontribusi," katanya.
Sebelumnya, dalam pidato Rektor Unand di prosesi wisuda hari pertama, Efa mengatakan mulai 2025 ini ijazah yang diterbitkan Unand dibuat dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris.
Rektor juga mengatakan, keseimbangan antara excellence dan dignity terus dipertahankan menjadi ciri khas Unand. "Kita tidak hanya mendidik mahasiswa menjadi cerdas secara intelektual, tetapi juga membentuk karakter dan nilai-nilai luhur sebagai fondasi kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Di tengah kemajuan teknologi dan tekanan kompetisi global, Unand percaya bahwa integritas adalah kekuatan utama yang membuat ilmu pengetahuan benar-benar bermanfaat," ujar Efa dalam pidatonya.
Rektor Unand juga menekankan bagaimana lulusan tidak cukup hanya mengandalkan ijazah. Menurutnya, ijazah bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari tanggung jawab yang lebih besar.
Apalagi di tengah arus perubahan yang cepat ini, kecerdasan intelektual saja tidak cukup. Diperlukan daya juang (resilience), kolaborasi lintas disiplin, semangat belajar sepanjang hayat (lifelong learning), integritas moral, serta keberanian untuk berinovasi dan beradaptasi.
"Wisuda bukanlah garis akhir, tetapi titik tolak untuk terus berkarya. Dunia membutuhkan kontribusi saudara
semua, tidak hanya sebagai pencari kerja, tetapi sebagai pencipta solusi," kata rektor kepada para lulusan.
Rektor juga berpesan, di tengah riuhnya dunia digital, lulusan Unand diharapkan tidak menjadi bagian dari polusi informasi, tetapi menjadi mercusuar literasi, logika dan nilai.
Sementara itu, ketika diwawancarai media, Efa menyebut untuk mahasiswa internasional yang diwisuda berjumlah satu orang, yaitu mahasiswa asing dari Vietnam.
Menurut Efa, saat ini jumlah mahasiswa internasional masih kurang dari 1 persen dari total mahasiswa. Pihaknya pun menargetkan pada 2029 persentase jumlah mahasiswa internasional ini bisa mencapai 2 persen dari total mahasiswa Unand.
"Untuk meraih target itu kita berupaya meningkatkan standar mutu sesuai standar internasional dan juga meningkatkan kerjasama internasional," pungkasnya. (wy)