Faktual dan Berintegritas



PAYAKUMBUH, SWAPENA --  Jajaran stake holders peternakan di Sumatera Barat membuat komitmen bersama untuk memberantas dan menanggulangi penyakit mulut dan kuku (PMK) di daerah ini.

Komitmen bersama itu ditanda tangani seluruh pimpinan organisasi profesi di bidang peternakan, ISPI, PDHI, PARAVETINDO, PAVETI dan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar Ir. Sukarli M MSi.

Lahirnya kesepakatan dan komitmen ini tidak terlepas dari ancaman penyakit mulut dan kuku di daerah ini.

Penyakit mulut dan kuku sangat berbahaya dan mudah menular di suatu daerah. Dampaknya sangat dahsyat dan bisa mengancam ekonomi masyarakat.

Menurut Sukarli dinas peternakan tidak bisa bekerja sendiri menghadapi serangan penyakit ini.

Dengan segala keterbatasan dari jajaran pemerintah, Sukarli mengajak organisasi profesi bidang peternakan berkontribusi. Caranya dengan melahirkan komitmen bersama.

Penandatangan komitmen ini dilaksanakan di aula UPTD Peternakan Tuah Sakato Payakumbuh, Kamis (16/2).

Ketua ISPI Sumbar Dr Basril Basyar menyambut  baik lahirnya gagasan ini. Sebab dengan kebersamaan semua bisa selesai.

Sebenarnya sejak 1986 Indonesia sudah dinyatakan bebas dari penyakit mulut dan kuku. Namun beberapa waktu yang lalu penyakit muncul kembali.

Selepas Idul Fitri, yaitu di awal Mei 2022, peternak Indonesia dikejutkan dengan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali,  menyebar sangat cepat terutama di provinsi Jawa Timur, kata Ketua ISPI.

Kerugian peternak di provinsi tersebut dilaporkan cukup banyak, sehingga membuat peternak di provinsi lain was-was, dan mengantisipasi dengan tidak mendatangkan ternak dari Jawa Timur.

Namun, upaya tersebut tidak berhasil juga, karena per 11 Mei 2022 lalu, Kota Semarang tepatnya di Kelompok tani Mekar Sari, Mangunsari melaporkan pula  kasus pertama sapi jenis FH yang menunjukkan gejala serangan virus PMK.

Penyakit mulut dan kuku disingkat PMK merupakan penyakit hewan menular yang menyerang hewan berkuku belah baik hewan ternak maupun hewan liar seperti sapi, kerbau, domba, kambing, babi, rusa/kijang, onta dan gajah. 

Penyakit ini menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat tinggi. Di dunia internasional, penyakit PMK disebut foot and mouth disease yang disingkat dengan FMD. 

Penyakit PMK atau FMD disebabkan oleh virus yang dinamai virus penyakit mulut dan kuku (virus PMK) atau foot and mouth diseases virus (FMDV) . 

Begitu hebatnya serangan virus  ini. Sehingga bisa saja mengguncang ekonomi masyarakat.

Penanda tangan komitmen ini dihadiri langsung oleh PDHI Sumbar  drh. Wahidin, Paravetinda diwakili Yance, Paveti Sumbar G. Jamil. Hadir juga Kabid Keswan drh Kamil serta kepala dinas peternakan Keswan se Sumbar. (rel)

 
Top