PADANG -- Tak hanya di Padang dan Bukittinggi, aksi unjuk rasa juga berlangsung di Pasaman Barat (Pasbar). Organisasi mahasiswa eksternal kampus yang tergabung dalam kelompok Cipayung Pasaman Barat, yakni IMM, HMI, PMII, dan GMNI, menggelar aksi di depan Gedung DPRD Pasbar, Senin (1/9).
Aksi tersebut menyuarakan sejumlah isu nasional dan regional yang dinilai perlu segera mendapat perhatian.
Koordinator Umum aksi, Angga Raidi Lubis, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan wujud keikutsertaan mahasiswa dalam mengawal jalannya pemerintahan. Menurutnya, peran mahasiswa sebagai social control harus dijalankan dalam sistem demokrasi.
“Ini sebagai bentuk kepedulian mahasiswa terhadap jalannya pemerintahan dan kondisi masyarakat. Kami hadir untuk menyampaikan suara rakyat,” tegas Angga dalam orasinya.
Adapun beberapa tuntutan yang disuarakan antara lain persoalan defisit anggaran daerah, masalah agraria, transparansi kinerja DPRD terkait alokasi dana pokok pikiran (pokir), hingga penyelesaian batas wilayah Pasbar.
Salah seorang orator mahasiswa, Abdul, menyoroti kondisi fisik Gedung DPRD yang dinilai tidak terawat. Ia juga mengkritisi adanya pengadaan mobil baru untuk pimpinan DPRD di tengah upaya efisiensi anggaran.
“Lebih baik anggaran tersebut dialihkan untuk kepentingan masyarakat,” ujarnya.
Mahasiswa juga meminta DPRD tidak menambah fasilitas dan tunjangan berlebihan. Selain itu, mereka mendesak percepatan pelaksanaan pemilihan wali nagari (Pilwana) yang hingga kini masih dijabat oleh aparatur sipil negara (ASN).
“Pilwana jangan terus ditunda, DPRD harus tegas agar segera dilaksanakan,” kata Alwi Nasrul Hadi.
Menanggapi aspirasi mahasiswa, Ketua Komisi I DPRD Pasbar, Adriwilza, menyampaikan apresiasinya. Ia menyebut kritik dan masukan mahasiswa menjadi bahan pertimbangan dalam melaksanakan tugas kedewanan.
“Kami berterima kasih, aspirasi mahasiswa adalah semangat untuk memperbaiki kinerja,” ucapnya.
Adriwilza menjelaskan DPRD telah membentuk panitia khusus untuk menginventarisasi aset daerah demi peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). Selain itu, DPRD juga tengah membahas perampingan organisasi perangkat daerah (OPD) agar anggaran lebih efisien.
Terkait persoalan agraria dan batas wilayah, DPRD mengklaim telah menindaklanjutinya melalui sejumlah rapat dan pertemuan dengan pihak terkait.
“Semua aspirasi masyarakat terus kami tindaklanjuti, dan kami berharap hasilnya segera dirasakan,” tambah anggota DPRD lainnya, Erianto, Sulaiman, dan Rommy Candra.
Setelah menyampaikan aspirasi di Gedung DPRD, mahasiswa melanjutkan kegiatan dengan doa bersama yang difasilitasi Polres Pasaman Barat. Doa tersebut dipanjatkan untuk almarhum Affan Kurniawan, pengemudi ojek online yang meninggal dunia saat aksi unjuk rasa beberapa waktu lalu.
Kegiatan doa bersama berlangsung khidmat di Aula Polres Pasbar, dihadiri puluhan mahasiswa serta jajaran kepolisian. Kapolres Pasbar, AKBP Agung Tribawanto, menyampaikan rasa duka cita mendalam atas wafatnya almarhum.
“Atas nama pribadi dan jajaran Polres Pasaman Barat, kami turut berbelasungkawa. Semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT, dan keluarga diberikan ketabahan,” ujarnya.
Kapolres menegaskan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat di Pasbar masih kondusif. Ia mengapresiasi aksi mahasiswa yang berjalan aman dan damai.
“Mari kita jaga bersama kondusifitas daerah ini. Media juga diharapkan bisa memberi informasi yang menyejukkan,” katanya.
Kapolres AKBP Agung Tribawanto, Wakapolres Kompol Chairul Amri, Kabag OPS, Kompol Mushendra, PJU lainnya dan para mahasiswa, memanjatkan doa agar almarhum Affan Kurniawan mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. Momentum ini diharapkan menjadi penguat persaudaraan serta kepedulian sosial di tengah masyarakat Pasaman Barat. (aft)