Faktual dan Berintegritas


JUMLAH korban pandemi Corona (Covid-19) di Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data resmi pemerintah, hingga Minggu (22/3) korban positif mencapai 514 orang dan 48 meninggal dunia.

Miris, khawatir, cemas, takut dan sejenisnya pasti menggelayut pada diri kita masing-masing, mengingat daya serang virus tersebut sangat cepat.  Buktinya itu, jumlah penderita yang semakin banyak dan tak kenal status sosial. Jangankan masyarakat awam, menteri, para dokter dan tenaga medis pun ikut rontok satu-satu olehnya.

Agar virus tersebut tidak menyebar lebih luas, berbagai langkah dan upaya telah dilakukan pemerintah. Di antara upaya yang dilakukan adalah merumahkan pelajar dan mahasiswa, bekerja dari rumah, membatasi ibadah berjemaah, tidak melakukan pertemuan-pertemuan yang melibatkan massa, memperketat pintu masuk dan keluar serta banyak lagi yang lain.

Tak hanya itu, terhadap pribadi-pribadi masyarakat diberikan tips agar terhindar dari ancaman Covid-19 tersebut. Salah satu kampanyenya adalah membiasakan sering-sering mencuci tangan.

Ini adalah salah satu yang gampang bagi masyarakat. Bahkan, sejak lama membiasakan mencuci tangan sudah menjadi bahan kampanye bagi institusi kesehatan. Bagaimana tenaga kesehatan selama ini berkampanye dari sekolah ke sekolah  hanya untuk membiasakan anak-anak hidup sehat dengan mencuci tangan.

Sekarang, dengan mewabahnya virus corona, mencuci tangan diminta sering-sering. Tidak sembarang cuci tangan, tapi musti menggunakan hand sanitizer atau sabun anti septik. Gunanya, agar virus-virus yang menempel pada telapak tangan bisa rontok.

Kita  tentu perlu mengikuti arahan pemerintah yang demikian. Walau tidak ada virus corona, mencuci tangan itu penting.

Sering-sering mencuci tangan dengan air mengalir, menggunakan hand sanitizer atau sabun, jika dilakukan di rumah tentu tidak ada persoalan  kecuali soal hand sanitizer yang langka dan mahal. Tapi, bagaimana jika masyarakat berada di luar rumah, di tempat umum dan lain sebagainya? Apakah tersedia tempat mencuci tangan umum?

Kita menyadari pemerintah telah minta masyarakat untuk sementara di rumah saja. Bekerja dari rumah, kuliah dari rumah dan belajar dari rumah, namun ada di antara masyarakat yang perlu keluar rumah. Misalnya wartawan yang harus ke lapangan untuk mencari berita, petugas keamanan seperti polisi dan Pol PP yang harus mengamankan daerah, sopir taksi, angkutan umum   tukang ojek atau  kurir yang harus mencari nafkah demi keluarga dan banyak lagi yang tak bisa berdiam diri di rumah.

Untuk masyarakat seperti itu mencuci tangannya di mana? Sudahkah pemerintah menempatkan wastafel umum lengkap dengan hand sanitizernya di tempat-tempat tertentu?

Agaknya ini perlu menjadi perhatian bagi pemerintah. Hal-hal kecil, namun penting dalam kondisi sekarang. (Sawir Pribadi)
 
Top