Faktual dan Berintegritas

 


LUBUK ALUNG, Swapena -- Mujur berhari-hari, malang sekejap mata. Mujur tak dapat diraih, malang tak mampu ditolak. 

Itulah pepatah yang dialami satu keluarga di Dusun Tanah Taban, Nagari Pasie Laweh, Kecamatan Lubuk Alung, Padang Pariaman, Sumatera Barat. Sebanyak tujuh orang dalam keluarga itu, tewas tertimbun longsor, Rabu (29/9) malam. Mayat mereka berhasil dievakuasi Kamis siang tadi.

"Ketujuh korban tersebut sudah berhasil dievakuasi," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Padang Pariaman, Rudi R. Rilis, Kamis (30/9).

Rudi didampingi Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Padang Pariaman, Budi Mulya, menyebutkan, ketujuh warga yang jadi korban adalah pasangan suami-istri bersama anak-anak dan cucu. Mereka tinggal di gudang tembok (batu bata), tempat usahanya.

Gudang yang mereka tempati itulah, yang dihondoh dan ditimbuni material longsor pada Rabu (29/9) malam. Bencana yang datang tiba-tiba itu membuat mereka tidak sempat menyelamatkan diri.

Di samping gudang tembok, ada pula satu rumah yang terkena hantaman longsor. Salah satu dari empat orang penghuninya mengalami patah tulang pada bagian kaki. 

Menurut Sekda Rudi, longsor yang terjadi di Tanah Taban, Pasie Laweh itu diduga dipicu oleh tingginya curah hujan pada  Rabu (29/9) sore. Tanah di lereng bukit dekat gudang tembok itu jadi labil dan kemudian meluncur, menghantam tempat tinggal mereka. Kejadian Rabu memilukan itu sekitar pukul 20.00 WIB. Ketujuh orang yang meninggal dunia tersebut yakni Andi Karba Nduru  (50), Yeri Hati Gobasa (46), Vianus (25), Esnimar (18), Aldi (11), Wita (8) dan Putri (6).

Proses pencarian dan evakuasi korban dari timbunan longsor, kemarin berjalan lancar. Wakil Bupati Padang Pariaman Rahmang bersama Sekdakab Rudi R Rilis dan Kalaksa BPBD Budi Mulya terlihat ikut turun langsung ke lokasi pencarian. (drh/sgl)

 
Top