Faktual dan Berintegritas



PADANG, SWAPENA -- Arus informasi yang kian deras dan tidak luput pula dari hoaks, menuntut pers harus memberikan pencerahan kepada masyarakat. Bahkan stigma negatif pun bisa terbangun di tengah masyarakat. Di sini peran wartawan yang kompeten menjadi kuncinya.

"Wartawan yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumbar, sebuah organisasi wartawan tertua dan memiliki anggota banyak, tentu memahaminya. Kita berharap profesionalisme wartawan diterapkan, sehingga stigma negatif yang terbangun bisa dihindari," kata Wakil Gubernur Sumatera Barat, Audy Joinaldy saat menerima pengurus PWI Sumbar, Rabu (25/1) di kantor gubernur.

Misalnya, ada yang menyebutkan, Sumbar adalah provinsi intoleran di Indonesia. Dipublis di banyak media massa dan di media sosial gencar pula. Lalu, Sumbar dicap sebagai provinsi intoleran di Indonesia.

Wagub Audy ragu dengan data tersebut. Apalagi selama ini di Sumbar yang mayoritas penduduknya beragama Islam, tapi yang namanya pembakaran gereja atau rumah ibadah agama lain, tidak ada. Sedangkan di daerah lain, ada terjadi.

"Ini artinya masyarakat Sumbar sangat toleran. Menghormati penganut agama lain. Sesuai dengan filosopi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK). Kitabullah yaitu Alquran. Ada ayat Alguran menyebut, bagiku agamaku dan bagimu agamamu. Berbeda aqidah tapi bersahabat," sebut Wagub.



Di sinilah peran wartawan dalam memberikan pencerahan dan pemahaman kepada masyarakat melalui media massa. Cukup banyak hal serupa terjadi di Sumbar, stigma negatif yang terbangun seperti tol yang sedang dibangun, disebut masyarakat menolak tol dan hal lainnya. Padahal kenyataan di lapangan, tidak demikian.

Makanya, Audy setuju wartawan harus kompeten. Sebab wartawan kompeten inilah yang menerapkan kaidah jurnalistik dalam melakoni profesinya. Pemprov Sumbar mendukung, program PWI Sumbar dalam peningkatan SDM dan kompetensi. Karena ini juga bagian dari program pemerintah.

Sedangkan Ketua PWI Sumbar Basril Basyar selain memperkenalkan pengurus PWI Sumbar yang dilantik pada 13 Januari lalu, juga melaporkan pelaksanaan puncak Hari Pers Nasional (HPN) di Medan, pada 9 Februari nanti. Termasuk dukungan moral agar Sumbar menjadi tuan rumah Porwanas pada 2025 mendatang.

BB, sapaan  Basril Basyar menjelaskan pula, PWI Sumbar sebagai organisasi profesi wartawan tertua, siap menjalin kemitraan dengan Pemprov Sumbar. Apalagi, pers diposisikan sebagai pilar keempat dalam pembangunan bangsa setelah lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. Dengan posisi seperti itu, pers menjadi instrumen penting dalam pembangunan bangsa khususnya menyajikan informasi kepada masyarakat.

Karena itu, PWI Sumbar komit menjadikan pers kekuatan utama dalam meningkatkan edukasi sosial politik bagi masyarakat luas.

Dalam audiensi itu, Ketua PWI Sumbar Basril Basyar didampingi Wakabid Organisasi Sawir Pribadi, Wakabid Kesra Widya Navies, Bendahara Jayusdi Effendi, Sekretaris 1 Effendi, Sekretaris 2 Lailatul Aidil dan dua Anggota Dewan Kehormatan PWI Sumbar Edi Jarot dan Emil Mahmudsyah. Sedangkan Wagub didampingi Kadiskominfo diwakili Kabid Siber dan Sandi Eko Faisal.

Sebelumnya, pada hari yang sama dan tempat berbeda pengurus PWI Sumbar diskusi terkait pelaksanaan HPN di Medan dan hal urgen lain dengan Kabiro Adpim Setdaprov Meifrizon. Ia juga mendukung kegiatan yang akan diikuti PWI Sumbar tersebut. (yk)

 
Top