Faktual dan Berintegritas

 


JAKARTA – Menjadi prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) harus siap dengan segala hal. Suka, duka dan bahkan hal-hal yang paling menyedihkan harus dihadapi. Panggilan tugas negara adalah hal yang paling penting di atas segalanya.

Dalam bertugas, kadang seorang prajurit juga dihadapkan pada hal dilematis, seperti adanya tanggung jawab kepada keluarga yang tidak bisa diwakilkan, baik sedih maupun bahagia. Namun bagi yang bijak, ada solusi untuk itu.

Seperti peristiwa bahagia penuh haru baru saja dialami salah seorang prajurit TNI dari Batalyon Infanteri 131/Braja Sakti, Komando Daerah Militer (Kodam) I/Bukit Barisan ini. Agaknya apa yang dialaminya bisa menjadi inspirasi bagi prajurit lain atau bahkan juga masyarakat luas.

Prajurit TNI itu bernama Ibrahim, dengan pangkat Letnan Satu (Lettu) Infanteri. Dia merupakan Perwira Seksi Teritorial Yonif 131/BRS.

Lettu Inf Ibrahim merupakan satu dari 450 prajuri TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-Papua Nugini, Yonif 131/BRS. Begini kisahnya!

Berdasarkan siaran resmi Yonif 131/BRS dilansir VIVA Militer, Jumat (12/3), Lettu Ibrahim baru saja mendapatkan kabar gembira asrama Yonif 131/BRS. Istrinya baru saja melahirkan putra ketiganya di Rumah Sakit Tentara (RST) Reksodiwiryo, Kota Padang. Bayinya lahir dengan selamat dan sehat. Berat 3,1 kilogram dengan panjang tubuh 48 centimeter.

Lettu Ibrahim sangat berbahagia mendapatkan kabar itu. Namun, yang paling mengharukan, ia tak bisa mendampingi istri ketika bersalin. Sebab dia baru saja tiba di Papua. Ia hanya bisa mengkumandangkan azan untuk bayinya itu melalui layanan komunikasi video call telepon genggamnya. "Alhamdulillah dengan hati yang gembira walau dengan jarak jauh melalui video call, saya bisa mengumandangkan azan untuk putra ketiga saya," kata dia.

Menurut Lettu Ibrahim, ketika dia bertolak dari markas Yonif 131/BRS menuju Papua, memang istrinya sedang hamil tua. Tapi demi tugas negara, dia rela meninggalkan istrinya.

"Sebagai seorang suami tentu saja berat untuk pergi meninggalkan istri tercinta yang sedang dalam kondisi hamil tua. Namun di sisi lain, sebagai seorang prajurit harus loyal atas perintah melaksanakan tugas mulia Operasi Pengamanan Perbatasan di Wilayah Papua RI-PNG," katanya.

Walau begitu, Lettu Ibrahim masih dapat berbagi kebahagiaan dengan sesama prajurit TNI Yonif 131/BRS yang kini bersamanya di Papua.

Sementara, Komandan Satgas Pamtas RI-PNG, Yonif 131/BRS, Letnan Kolonel Inf Muhammad Erfani mewakili seluruh prajurit mengucapkan selamat atas kelahiran putra dari Lettu Ibrahim.

"Semoga kelak menjadi anak yang soleh, berbakti kepada kedua orang tua, bisa berguna bagi agama, bangsa dan negara," kata Letkol Erfani.

Untuk diketahui, pasukan Yonif 131/BRS mulai meninggalkan markas mereka di Kelurahan Tiakar, Payakumbuh, pada 12 Februari 2021. Mereka bertolak ke Papua dengan menumpangi Kapal Perang KRI Tanjung Kambani 971 milik TNI Angkatan Laut. (Vivanews)

 
Top