Faktual dan Berintegritas

Witra Ria Rahmi, M.Pd 

PANDEMI Corona Covid-19 melahirkan berbagai inovasi penggunaan alat pelindung diri, salah satunya tren pakai strap mask. Strap mask adalah tali pengait masker yang panjang, terbuat dari manik-manik, rajut, mutiara, dan rantai. Strap mask atau tali masker diklaim bisa memudahkan adaptasi hidup di masa pandemi, terutama saat makan dan minum di tempat umum.


Popularitas strap mask semakin diminati  ketika para selebriti mulai mengenakannya. Selain dapat mempercantik penampilan karena cocok buat aksesoris, strap mask atau tali masker dianggap lebih praktis karena pengguna tidak perlu melepas dan menyimpan masker dalam kantong atau tas.
 
Keberadaan strap mask memang seolah menjadi jawaban betapa sulitnya hidup di masa pandemi, harus selalu pakai masker. Banyak orang merasa kesulitan menyimpan saat hendak makan dan minum, di sinilah klaim peran strap mask.

Guru Vivi Krisnawati, S.Pd  merupakan guru kelas III di SDN 01 Alang Lawas Kecamatan Kota Padang, Sumatera Barat. Dengan bimbingan guru Witra Ria Rahmi, M.Pd sebagai team leader menerapkan siklus Startup Project Leadership (SPL) yaitu dengan membuat strap mask yang berguna sebagai gantungan masker bagi siswa yang akan memudahkan siswa ketika makan.
 Kegiatan ini dilakukan oleh 25 orang siswa kelas III dipandu oleh guru Vivi Krisnawati, S.Pd sebagai guru kelasnya dan di bantu oleh team leader.
 
SPL ini dilatarbelakangi karena para siswa yang datang kesekolah wajib menggunakan masker sebagai  bentuk penerapan protokol kesehatan serta  memberikan peluang kepada para siswa untuk mengasah skill atau kemampuan saat belajar. Strap Masker sangat bermanfaat bagi siswa karena dapat memudahkan mereka ketika memakai masker sehingga masker mereka tidak mudah hilang.

Kegiatan ini diharapkan dapat melatih keterampilan siswa membantu orangtua untuk mendapatkan penghasilan tambahan dimasa pandemi dan menjadi pembelajaran sepanjang hayat dengan memanfaatkan potensi dilingkungan sekitarnya.
Tak hanya guru dan tema leader yang memberikan arahan, orangtuapun berperan serta dalam mengajarkan kepada siswa bagaimana menyusun strap masker yang baik dan cantik sehingga menghasilkan karya yang bagus dan diminati oleh oranglain.
 
Dalam waktu satu minggu masing-masing siswa berhasil membuat 2 buah strap masker. Karya mereka ini kemudian di promosikan kepada guru guru dan masyarakat disekitar sekolah. Hasil karya mereka mendapat sambutan baik dari guru dan masyarakat sehingga menjadi benefit bagi mereka sendiri. Hal ini membuat mereka bangga karena hasil karya mereka di minati oleh orang lain.

Ke depannya kegiatan ini akan terus dilanjutkan oleh para siswa dan orangtua  karena mereka sudah bisa menciptakan sendiri strap masker sendiri dan memasarkannya sendiri dilingkungan sekolah maupun tempat tingga mereka. (Penulis adalah aktivis sekolah guru Indonesia)
 
Top