Faktual dan Berintegritas


HARI ini, adalah hari pertama bupati dan walikota bersama pasangannya  bekerja secara efektif, pasca dilantik Gubernur Sumbar Mahyeldi atas nama Menteri Dalam Negeri. Sehari sebelumnya gubernur juga dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta.


Semuanya pasti mengawali tugas dengan apel gabungan, lalu berpidato memperkenalkan diri kepada seluruh aparatur sipil negara (ASN), menyampaikan pesan dan mengajak kerja bersama.

Setidaknya, 'datang tampak muka' dan tentu sedikit basa basi.
Sebenarnya, sejak selesai dilantik pada Jumat, 26 Februari 2021 itu, 11 pasang bupati dan walikota sudah langsung mulai bekerja. Salah satunya mengikuti rapat koordinasi (Rakor) dengan gubernur. Di samping itu, tentu ada pula pekerjaan-pekerjaan lain yang dilangsungkan di rumah dinas atau bahkan mungkin ada yang telah di kantor.

Memang, 11 kepala daerah di Sumbar dan gubernur beserta pasangan masing-masing yang sama-sama baru dilantik boleh dikatakan tidak punya waktu untuk lama-lama berbulan madu. Sebab, kerja berat sudah menunggu untuk diselesaikan. Apalagi, waktu efektif untuk masa jabatan kali ini sangat pendek, yakni sekitar 3,5 tahun saja. Pada 2024 mendatang, sudah ada lagi pemilihan kepala daerah serentak.

Salah satu pekerjaan berat yang harus dituntaskan kepala daerah yang baru adalah pandemi Covid-19 yang telah memakan korban ratusan orang dan puluhan ribu lainnya dirawat/isolasi. Bukankah pelantikan dan keberadaan kepala daerah baru tersebut bertepatan dengan musibah besar yang tengah melanda negeri ini, yaitu pandemi virus Covid-19?

Khusus di Sumatera Barat, hingga sekarang belum ada satupun kabupaten/kota yang masuk ke zona hijau. Data terakhir dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumbar, dari 19 kabupaten/kota, 14 daerah di antaranya sudah berada di zona kuning. Sedangkan 5 kabupaten/kota lagi masih di zona oranye. Bahkan, secara nasional, Provinsi Sumatera Barat berada pada zona oranye.

Dengan kondisi demikian, ini menjadi jelas menjadi salah satu pekerjaan berat sekaligus tantangan bagi para kepala daerah yang baru saja dilantik. Rasanya tidak ada waktu untuk mereka 'berbulan madu' dengan jabatan tersebut.

Ya, penanganan pandemi Covid-19 menjadi tugas berat bagi seluruh kepala daerah. Semua daya dan upaya haruslah dikerahkan untuk itu, agar masing-masing daerah bisa masuk ke zona hijau. Setidaknya, kepala daerah mesti mampu menghambat laju angka positif Covid-19 dan memperbanyak angka kesembuhan. Bagaimana caranyalah!

Sejajar dengan itu, pemerintah daerah harus bisa meyakinkan masyarakat untuk mau divaksin sebagai upaya memutus mata rantai perkembangan virus Corona. Sebab, hingga saat ini masih banyak masyarakat yang tidak paham dan bahkan menolak untuk divaksin.

Di samping itu, tentu tugas-tugas lain yang cukup berat juga telah menanti dan harus dituntaskan, seperti peningkatan ekonomi masyarakat, pembangunan berbagai bidang, sosial kemasyarakatan dan janji-janji lain yang diutarakan kepada masyarakat pada masa kampanye dulu. Ini yang harus diingat. Jangan sampai lupa. Sebab, semuanya bisa duduk manis di jabatan sekarang adalah berkat masyarakat.

Melupakan janji-janji, sama saja dengan melupakan masyarakat. Melupakan masyarakat, identik dengan mencampakkan tangga ketika sudah sampai di atas. Ini tidak boleh terjadi, gubernur dan wakilnya, bupati dan wakilnya serta walikota dan wakilnya tidak boleh melupakan janji kepada rakyat. Karena orang yang melupakan janji, salah satu ciri orang munafik.

Rasanya memang tak ada waktu bagi kepala daerah yang baru untuk bersalam-salaman saja atau duduk berlama-lama dengan tamu yang hanya datang sekadar memberi ucapan selamat lengkap dengan puja puji atau cerita tentang perjuangan semasa pilkada. Sekali lagi ingat, rentang waktu bagi kepala daerah sekarang sangat pendek. Sumatera Barat membutuhkan kepala daerah yang lasak. Jika hanya habis waktu di ruang kerja yang nyaman saja, maka tujuan tidak akan tercapai. Percayalah!

Selamat bertugas wahai kepala daerah baru bersama wakilnya. Semoga semua tetap sehat dan tidak tersandung dengan hal-hal berbau hukum. Perhatikan rambu-rambu di depan dan sesekali menolehlah ke kiri dan ke kanan. (Sawir Pribadi)
 
Top