Faktual dan Berintegritas


PADANG, Swapena -- Semakin gencarnya vaksinasi di setiap kabupaten dan kota di Sumatera Barat (Sumbar) belakangan ini berimbas pada makin menipisnya stok vaksin. Beberapa daerah meminta tambahan suplai vaksin kepada provinsi. 

Hal ini terungkap dalam rapat koordinasi tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat secara daring, yang dipimpin Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy, Senin (12/7).

Daerah yang menyampaikan keluhan kekurangan vaksin diantaranya Kabupaten Pasaman, Kota Payakumbuh dan Kabupaten 50 Kota. Bahkan khusus Kota Payakumbuh, stok vaksinnya sudah kosong.

"Kami laporkan bahwa Kota Payakumbuh sudah kehabisan vaksin, sudah nol. Kami sudah dijanjikan 1.000 vaksin tapi belum ada sampai sekarang. Melalui Pak Wagub kami mohon penambahan dan kalau bisa dapat 10 ribu itu jauh lebih baik. Saat ini kami dapat pinjaman vaksin dari pihak TNI," ungkap Walikota Payakumbuh, Riza Falepi.

Permintaan tersebut langsung ditanggapi Wagub dengan menginstruksikan Kepala Dinas Kesehatan Sumbar untuk mengirim vaksin sebanyak 1.000 dosis ke Payakumbuh.

"Provinsi Sumbar hari ini dikirimkan vaksin 6.400 dosis. Mudah-mudahan hari ini sampai. Sisa vaksin kita hari ini ada 2 ribu, tolong pak Kadis yang seribu dikirim ke Payakumbuh," kata Audy.

Sementara itu Kabupaten 50 Kota hari ini menyisakan 2.220 dosis vaksin dari 36 ribu vaksin yang ada. Sebagian besar vaksin telah habis untuk vaksin tahap pertama dan masih perlu tambahan untuk vaksin tahap kedua.

Terkait hal ini, Wagub Audy minta kepada Bupati 50 Kota agar optimal memprioritaskan menggunakan sisa vaksin yang ada untuk vaksin tahap pertama dulu.

Sementara itu, Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumbar Jasman Rizal Dt. Bandaro Bendang, usai rakor menjelaskan bahwa realisasi vaksinasi sudah mencapai lebih 95 persen. Saat ini persediaan vaksin sudah minim sehingga para bupati dan wali kota meminta tambahan ke pemerintah.

"Vaksin yang telah didistribusikan pemerintah ke pemerintah daerah di Sumbar sebanyak 800 ribu lebih. Yang telah kita (daerah) gunakan lebih dari 95%,” ujarnya.

Lebih lanjut Jasman mengatakan, di satu sisi, pemerintah daerah gembira atas antusiasme masyarakat yang tinggi untuk divaksin, namun di sisi lain, persediaan vaksin kurang. (kmf)

 
Top