Faktual dan Berintegritas

 


PADANG, SWAPENA -- Dosen dan mahasiswa Jurusan Teknik Mesin FT Universitas Negeri Padang (UNP), sukses melatih nelayan Danau Maninjau membuat biduak dari bahan fiber. Biduak merupakan nama perahu dari budaya Minangkabau yang digunakan sebagai alat tranportasi di danau atau sungai.

Konfigurasi lambung biduak ini memiliki kekhasan dan keunikan tersendiri, sebagai salah satu bentuk warisan budaya Minangkabau. Biduak juga menjadi armada utama bagi nelayan Danau Maninjau, dalam beraktifitas usaha mencari ikan, rinuak, pensi, mengantar pakan ikan ke keramba atau kegiatan wisata.

Umumnya biduak dibuat dari kayu gelondongan yang berdiameter besar. Nelayan yang ada di Danau Maninjau umumnya menggunakan kayu dari bukit sekeliling danau. Kegiatan pengambilan kayu hutan ini menjadi salah satu penyebab terjadinya longsor.

Berdasarkan kondisi ini Tim Pengabdian Masyarakat Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UNP, terdiri dari Rahmat Azis Nabawi, M. Pd. T dan Prof. Ir. Syahril, M.Sc. Ph.D, bersama dengan mahasiswa, Salmat, Aprizal Saputra, Arya Zulhendrik, dan Yoan Alfarezi Indra, melakukan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk kegiatan pelatihan pembuatan cetakan dan biduak dari bahan fiber untuk nelayan yang ada di Muaro Tanjung, Nagari Koto Kaciak, Danau Maninjau.

"Kegiatan pelatihan dilaksanakan di Bengkel Bujang Sambilan yang dimiliki salah satu warga Nagari Koto Kaciak. Pelatihan pembuatan cetakan dan biduak fiber dilakukan dengan menerapkan protokol pencegahan penularan Covid-19," kata Rahmat Azis Nabawi, dalam siaran persnya, Senin (15/11).

Ia mengatakan, peserta pelatihan adalah nelayan dari Muaro Tanjuang sebanyak 10 orang. Acuan untuk pembuatan cetakan menggunakan biduak miliki nelayan, hal ini bertujuan untuk mempertahankan bentuk bentuk lambung yang merupakan  unsur budaya khas biduak nelayan Danau Maninjau.

"Kegiatan pembuatan cetakan dilakukan selama 2 (dua) hari kegiatan pada 21-22 Agustus 2021. Pembuatan biduak dilakukan selama 2 (dua) hari pada 28-29 Agustus 2021 dan uji layar biduak dilakukan langsung oleh nelayan pada 14 September 2021," kata Syahril.

Biduak dari bahan fiber ini memiliki keunggulan dari segi biaya model pembuatan yang lebih murah dari bahan baku kayu, mudah dibuat, umur pakai yang lebih lama, lebih ringan dan tidak merusak lingkungan. Biduak dari kayu jenis surian memiliki berat 68 Kg, sedangkan biduak dari bahan fiber hanya 30 Kg.

Para nelayan yang mencoba biduak ini menyatakan bahwa biduak dari bahan fiber ini ringan untuk didayung dan muatan bisa lebih banyak dari pada biduak kayu. Cetakan dan biduak yang dibuat dari hasil pelatihan, selanjutnya dihibahkan kepada nelayan untuk dimanfaatkan dalam menjalankan usaha.

Diharapkan melalui kegiatan pelatihan ini, nantinya nelayan dapat mandiri membuat biduak fiber. Mereka tidak lagi menggunakan kayu, karena dapat menyebabkan bencana alam dan pemanasan global. (hn)

 
Top