Faktual dan Berintegritas


PADANG, SWAPENA -- Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkeretaapian terus memberikan perhatian untuk kemajuan perkeretaapian di Sumatra Barat. Salah satunya dengan melakukan reaktivasi atau pengaktifan kembali sejumlah jalur rel kereta api yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda.

“Pada 2023, kita akan lakukan reaktivasi jalur Naras ke Sungai Limau. Dokumennya sudah ada. Pada 2022, kita lakukan pembebasan lahan dan perbaikan rel. Panjangnya sekitar 7 kilometer, maka kita lakukan kontrak multiyears, demi mempermudah mobilitas masyarakat,” kata Sekretaris Dirjen Perkeretaapian, Zulmapendi dalam Press Tour Pembangunan Perkeretaapian di Wilayah Sumatera Bagian Barat Direktorat Jenderal Perkeretaapian di ruang pertemuan Stasiun Kereta Api Bandara Internasional Minangkabau, Senin (15/11). 

Reaktivasi ini menurutnya sudah masuk dalam rencana strategis (renstra) Ditjen Perkeretaapian, karena merupakan salah satu jalur potensial untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di daerah itu khususnya dan Sumbar umumnya. Di Sungai Limau menurutnya, ada sejumlah komoditi pertanian dan perkebunan yang dapat diangkut dengan kereta api, disamping keberadaan masyarakat sebagai penumpang kereta api. 

Ditjen Perkeretapian melalui Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatra Bagian Barat juga melakukan beberapa reaktivasi dan normalisasi jalur kereta api lainnya di Sumbar, diantaranya jalur kereta api Sawahlunto-Muaro Kalaban sebagai pendukung kota wisata budaya tambang itu yang telah menjadi bagian dari “world heritage”.  Juga akan melakukan perpanjangan jalur dari Pulau Air hingga Muaro Padang sepanjang 1 Km. “Ini untuk mendukung kawasan ekonomi khusus Mentawai ,” katanya. 

Pria asal Batusangkar, Tanah Datar itu mengatakan, dana untuk perkeretaapian di Sumbar yang digelontorkan dari pusat cukup besar. Semua ditegaskannya demi mendukung kemajuan dan perekonomian daerah ini. 

Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatra Bagian Barat, Suranto mengatakan, peningkatan jalur jalan kereta api di daerah ini sejalan dengan peningkatan keselamatan bagi masyarakat. “Tahun ini, kita bangun 25 perlintasan resmi dan juga early warning system atau EWS di lokasi yang tak bisa dibangun perlintasan. EWS ini semacam isyarat, berupa lampu dan suara. Ini fungsinya juga sebagai alat bantu saja,” ujarnya. 

Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy mengatakan, Pemprov Sumbar sangat mendukung berbagai upaya reaktivasi dan normalisasi jalur kereta api di daerah ini. Menurutnya, masyarakat Sumbar sangat beruntung karena inter dan antar moda yang terkoneksi dengan baik, sehingga mempermudah masyarakat mengakses transportasi darat, laut, dan udara. 

Beberapa dukungan yang diberikan seperti sosialisasi dan edukasi keselamatan perkeretaapian kepada masyarakat, pemasangan fasilitas keselamatan jalan di perlintasan sebidang, kegiatan fasilitasi dan pengembangan perkeretaapian dengan stakeholders terkait, serta melakukan inventarisasi data keselamatan dan kecelakaan perkeretaapian. (yn)

 
Top