Faktual dan Berintegritas

 


"JUJUR saja, Kota Solok masih tertinggal dari kota-kota lain di Sumatera Barat."

Kalimat itu meluncur dari Walikota Solok, H. Zul Elfian Umar saat berjumpa dengan sejumlah pengurus PWI Sumbar beberapa waktu lalu di Solok.

Jelas, apa yang dikatakan walikota itu adalah fakta, bukan karangan belaka. Sebab, hingga sekarang kota yang pernah menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Solok di masa lalu itu belum punya sarana dan prasarana layaknya di kota lain.

Sang walikota pun memberi sejumlah contoh, antara lain rumah sakit dan stadion olahraga. Bagi yang belum tahu dengan kondisi itu pasti akan kaget, dan tidak percaya. Masa Kota Solok serancak itu tidak punya prasarana demikian.

Kekagetan dan rasa tidak percaya itu tentu dilandasi pula oleh fakta. Sebab, di Kota Solok ada sebuah rumah sakit pelat merah yang cukup besar bernama Rumah Sakit M Natsir.

Benar! Di Kota Solok memang sudah lama ada rumah sakit.  Hanya saja rumah sakit itu bukanlah milik Pemerintah Kota Solok, melainkan milik Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Itu artinya segala sesuatu terkait rumah sakit tersebut menjadi tanggungjawab Pemprov Sumbar.

Kenyataan tersebut tentu beda dengan daerah lain. Jangankan dibandingkan dengan kabupaten atau kota yang sudah  ada sejak dulu, dibandingkan dengan daerah baru hasil pemekaran pun masih tertinggal. Sekadar contoh perbandingan, lihatlah Kabupaten Dharmasraya yang memiliki rumah sakit megah di Sungai Dareh. Begitu juga dengan Pasaman Barat, ada RSUD di Simpang Ampek. Begitu juga di Solok Selatan, ada RSUD-nya.

Kota Solok, selain tak punya rumah sakit daerah, juga tidak memiliki stadion olahraga. Karena ketidak-adaan stadion itulah Kota Solok belum atau  tidak pernah menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Daerah dan sejenisnya. Lalu Lapangan Merdeka sekarang milik siapa? Jawabannya milik TNI.

Sedih! Kota Solok  yang sejak dulu dielu-elukan sebagai daerah yang terletak di garis silang Sumatera Barat masih ‘miskin’ akan prasarana umum. Posisi rancak dan strategis sejak saisuak masih diwarnai sejumlah kekurangan. Setiap orang yang melewatinya apalagi Cuma melihat di peta, memang akan berdecak kagum. Yang punya naluri bisnis, Kota Solok dipandang sebagai daerah strategis. Memang!

Tapi di balik itu semua, Kota Solok masih barhiba hati. Ia beda dengan para tetangganya yang punya segala sarana dan prasarana.

Meski demikian, Walikota Zul Elfian bersama masyarakat setempat berusaha step by step untuk membenahi kota itu. Prasarana yang tidak dimiliki secara bertahap dipenuhi. Kini tengah dibangun sebuah rumah sakit di kawasan VI Suku. Diharapkan menjelang masa pengabdian pasangan Zul Elfian-Ramadhani Kirana Putra berakhir, rumah sakit tersebut sudah bisa dipakai. Begitu juga prasarana olahraga dan lainnya secara perlahan dibangun.

Dengan upaya dimaksud diharapkan Kota Solok tidak bersedih hati lagi. Kota Solok akan menjadi daerah yang tegak sama tinggi dan duduk sama rendah dengan kota dan kabupaten lain di Sumatera Barat, bahkan sudah ditekadkan bisa lebih dari itu.

Ayo Kota Solok, hapuslah air matamu. Ada harapan di ujung jalan. (Sawir Pribadi)

 
Top