Faktual dan Berintegritas

H. Boy Lestari Dt. Palindih. 

PADANG - Pelaksanaan pemilihan kepala daerah kian dekat. Para bakal calon bermunculan di mana-mana.

Ada 13 kabupaten/kota yang ikut pemilihan kepala daerah pada pilkada serentak 2020 ini. Bersamaan itu juga dilangsungkan pemilihan gubernur Sumatera Barat.

Khusus denyut pemilihan gubernur Sumbar, kian hari kian hangat. Banyak tokoh yang menyatakan siap untuk maju.

Setidaknya itu bisa dilihat dari baliho-baliho yang terpajang di berbagai tempat, mulai dari gerbang bandara hingga pelosok-pelosok nagari. Mereka adalah tokoh-tokoh potensial untuk memimpin Sumbar lima tahun ke depan.

Bakal calon yang 'memperkenalkan diri' melalui baliho tersebut berasal dari berbagai latar belakang. Ada mantan kepala daerah, kepala daerah aktif, pejabat aķtif, pengusaha, politisi, dan lain sebagainya.

Terkait banyaknya bakal calon gubernur Sumbar tersebut, bagaimana pendapat Gebu  Minang? Gubernur bagaimana yang dibutuhkan masyarakat dan daerah Sumbar ini ke depan?

Ketua Gebu Minang, H. Boy Lestari Dt. Palindih berpendapat,  gubernur Sumbar Untuk lima tahun ke depan haruslah yang mampu membumi dan melangit. "Membumi itu adalah dekat dengan rakyat, dan melangit itu punya kemampuan berkomunikasi dengan pejabat nasional maupun internasional," katanya di sekretariat Gebu Minang kawasan Ulak Karang, Padang, Selasa (21/1).

Kemudian, gubernur Sumbar nantinya hendaklah yang mampu 'menjual' Sumbar yang berfalsafah  adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah. "Jangan sampai jalan dialiah urang lalu, cupak dipapek urang panggaleh. Kita tentu tidak ingin Sumbar atau Minangkabau ini dikuasai pihak lain, walau dengan dalih investasi dan segala macamnya," lanjut dia.

Di samping itu, seorang gubernur ke depan hendaklah yang mampu memajukan hotel syariah. Tidak seperti selama ini, lebih dominan hotel konvensional. "Seimbangkan antara hotel konvensional dengan syariah. Jangan hanya memajukan konvensional saja," kata Dt. Palindih.

Ditambahkan, tantangan Sumbar atau Minangkabau ke depan cukup berat. Untuk itu diperlukan seorang gubernur yang membumi dan melangit. "Kalau cuma membumi saja, maka tak akan ada kemajuan. Sebaliknya yang melangit saja, bisa lupa dengan rakyatnya nanti. Jadi musti seimbang," katanya. (sp)
 
Top