Faktual dan Berintegritas


AGAM, Swapena - Pemerintah Kabupaten Agam terus menunjukan upaya mengurangi tingkat pengangguran di daerah setempat. Hal itu diketahui dari Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang terus berkurang dalam lima tahun terakhir.

Berdasarkan data BPS pada 2015, secara persentase angka pengangguran terbuka Kabupaten Agam mencapai 6,05 persen. Angka tersebut kemudian berhasil diturunkan pada 2019 sehingga menjadi 4,72 persen atau  11.452 orang dari 349.304 orang penduduk usia kerja.

Kepala Dinas PMPTSP dan Naker Kabupaten Agam, Retmiwati mengatakan dalam lima tahun terakhir angka pengangguran terbuka mengalami pengurangan signifikan. Pihaknya mencatat selisih persentase penurunan pengangguran sebesar 1,3 persen.

"Tingkat pengangguran terbuka Kabupaten Agam tahun 2015 secara persentase sebanyak 6,05 persen, jumlah tersebut berkurang di tahun 2019 menjadi 4,72 persen," ujarnya, Kamis (26/11).

Dikatakan, tren positif juga tampak dari persentase pencari kerja yang terdaftar dan terlatih yang mendapatkan kesempatan kerja. Pihaknya mencatat peningkatan persentase yang sangat signifikan.

Retmiwati merinci, pada 2015 persentase pencari kerja yang mendapatkan kesempatan kerja sebesar 0,99 persen, pada 2016 sebesar 1,02, pada 2017 meningkat menjadi 43,51 persen, pada 2018 meningkat kembali menjadi 65,83 persen dan 2019 berada di angka 69,47 persen.

"Pada tahun 2019, dari 2.673 pencari kerja yang mendaftar, sebanyak 1.857 mendapat penempatkan kerja, jumlah tersebut bisa saja bertambah sebab ada juga pencari kerja yang tidak melapor," paparnya.

Menurutnya, penurunan angka pengangguran dan peningkatan kesempatan kerja dipengaruhi oleh sejumlah program unggulan Pemerintah Kabupaten Agam di bidang ketenagakerjaan. 

Program pengentasan pengangguran yang dilakukan telah berjalan dengan baik sehingga berdampak pada penurunan jumlah dan tingkat pengangguran terbuka.

Adapun sejumlah program ketenagakerjaan yang membantu pengentasan pengangguran antara lain pelatihan Balai Latihan Kerja (BLK), program magang ke luar negeri, program padat karya infrastruktur dan Tenaga Kerja Mandiri (TKM).

Lebih lanjut disebutkan, dalam kurun 2015-2019 setidaknya 75 angkatan dengan jumlah 1.200 orang peserta yang sudah dilatih di BLK. Setiap angkatan terdiri dari 16 orang berasal dari sejumlah kecamatan yang dilatih keterampilan otomotif, komputer, las, listrik, bangunan dan menjahit.

"Berdasarkan keterangan peserta pelatihan, sudah ada yang membuka usaha sendiri, seperti usaha las, menjahit, perbaikan komputer, dan bekerja di berbagai daerah," sebutnya.

Selanjutnya, dalam lima tahun terakhir Pemerintah Kabupaten Agam juga membuka program pemagangan ke Jepang.

Dikatakan program pemagangan itu merupakan program kerjasama Kementrans RI dengan The Association for International Manpower of Medium and Small Enterprises Japan (IM JAPAN).

Disebutkan, jumlah pemuda Agam yang lolos seleksi progam pemagangan lima tahun terakhir sebanyak 70 orang. Jumlah tenaga yang sudah diberangkatkan ke Jepang sebanyak 25 orang.

"Dalam lima tahun terakhir, Pemerintah Kabupaten Agam rutin memberangkatkan tenaga kerja ke Jepang setiap tahunnya," sebutnya lagi.

Dalam rangka membuka akses lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat, Pemerintah Kabupaten Agam melalui Dinas PMPTSP dan Naker juga menggalakkan program padat karya infrastruktur.

Lebih lanjut dijelaskan, program padat karya merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui pembuatan atau rehabilitasi infrastruktur sederhana maupun kegiatan produktif lainnya. 

Program padat karya memanfaatkan dan mengoptimalkan sumber daya lokal dalam upaya meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat.

Pihaknya mencatat, sejak 2017-2019 sebanyak 16 program padat kerja infrastruktur sudah dilakukan di sejumlah kecamatan. Dikatakan, akhir tahun ini program padat karya berlangsung di Kecamatan Kamang Magek, Nagari Kamang Mudiak.

Untuk menekan pengangguran, imbuhnya, Pemerintah Kabupaten Agam juga membuka program Tenaga Kerja Mandiri (TKM). Program TKM merupakan upaya menciptakan wirausaha baru yang memiliki keterampilan.

Sejak 2017-2019 sebanyak 34 paket TKM sudah dilakukan. Peserta yang mengikuti progam TKM akan dibekali pengetahuan dan sarana yang mendukung usaha sesuai bidang yang dipilih.

"Pelatihan ini juga bentuk pengentasan kemiskinan, dimana mereka yang sudah terlatih bisa membuka lapangan kerja sendiri, sehingga bisa menekan angka pengangguran di Agam," ulasnya. (kz)

 
Top