Faktual dan Berintegritas

 

Ilustrasi kematian ikan di Danau Maninjau juga terjadi tahun lalu

MANINJAU, Swapena - Musibah kembali dialami pemilik keramba jala apung (KJA) di Danau Maninjau, Kabupaten Agam. Ikan-ikan mereka mati terapung sejak beberapa hari belakangan. Masyarakat memperkirakan jumlah ikan yang mati mencapai belasan ton.

Salah seorang petani keramba jaring apung, Syahril, mengatakan, tanda-tanda bencana alam itu sudah berlangsung sejak satu minggu lalu. Adanya angin timur yang kencang. “Kami menyebutnya angin darek. Karena berasal dari arah daratan," katanya.

Sementara Walinagari Koto Malintang, Naziruddin, memperkirakan kematian ikan di wilayah nagarinya itu mencapai 10 ton dan tersebar di tiap jorong. Namun yang terbanyak di Talao, Jorong Rambai. "Bangkai ikan itu telah dikumpulkan petani ke dalam goni yang ditaruh di dalam keramba jaring apung," katanya.

Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Ermanto mengatakan, belasan ton ikan yang mati itu tersebar di Nagari Bayua dan Koto Malintang. Ia memperkirakan peristiwa itu terjadi akibat angin kencang melanda daerah tersebut dalam beberapa hari terakhir. Dengan kondisi itu, ikan menjadi pusing dan mengapung ke permukaan danau, setelah oksigen berkurang di dasar danau.

Ia mengimbau masyarakat agar memanen ikan yang masih ada untuk dipindahkan ke kolam air deras guna mengantisipasi kerugian lebih besar. Sebab, potensi kematian ikan masih besar, mengingat angin masih kencang melanda daerah itu. (sd)

 
Top