Faktual dan Berintegritas


BENAR juga apa yang dikatakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bahwa kasus korupsi terkait pengisian jabatan di lingkungan pemerintah daerah terus saja berulang. Para pejabat tidak merasa jera dengan adanya sekian banyak pejabat yang ditangkap, lantas mengisi ruang-ruang tahanan KPK hingga penjara setelah kasusnya diputus.

Diakui atau tidak, hingga sekarang tak bisa lagi menghitung bahkan mengingat sudah berapa banyaknya kepala daerah dan pejabat yang ditangkap KPK. Bahkan, tayangan-tayangan berita yang berisi pejabat dan kepala daerah mengenakan rompi orange seakan sudah  biasa saja.

Sebaliknya, bagi  pejabat yang ditangkap juga terkesan biasa-biasa saja. Buktinya, masih ada yang bisa tersenyum dan melambaikan tangan. Tak ada raut cemas apalagi takut di wajah mereka. Beda dengan pencuri jemuran atau pencuri sembako yang ditangkap polisi, terlihat sekali kuyu dan ketakutan.

Untuk diketahui, ujung dari kasus mereka cuma satu, yakni penjara. Baik koruptor maupun pencuri sembako akhir kasus mereka sama-sama di balik jeruji besi. Tapi, kenapa para penilep uang negara terkesan tak gentar?

Agaknya inilah yang disebut tidak adanya efek jera. Meski telah banyak yang masuk kandang situmbin akibat korupsi. Tidak belajar dari peristiwa sebelum-sebelumnya.

Inilah yang diingatkan KPK, agar pejabat kapok atau jera untuk melakukan korupsi. Pejabat tidak melakukan tawar-menawar atau jual beli dalam hal pengisian jabatan. Sebaliknya yang terpenting adalah menempatkan pejabat sesuai kompetensinya. Hanya orang-orang yang punya kemampuan, integritas dan harga dirilah yang bisa diberi amanah, bukan berdasarkan angka-angka.

Kasus yang teranyar adalah ditangkapnya Bupati Probolinggo, Jawa Timur karena diduga melakukan korupsi dalam pengisian jabatan kepala desa. Padahal, apa yang tidak mereka miliki dengan jabatan yang sudah dua periode? Sebelumnya sang suami juga pernah menjadi bupati dan kini punya kedudukan penting pula di republik ini.

Hal serupa itu janganlah terjadi lagi. Cukuplah itu yang terakhir di negeri ini. Mari ringankan tugas-tugas para penyidik dan pegawai KPK, mari kosongkan ruang tahanan KPK dengan cara bekerja lurus, bekerja benar dan niatkan sebagai ibadah.  Mudah-mudahan negara ini bersih dari praktik korupsi. Semoga! (Sawir Pribadi)

 
Top