Faktual dan Berintegritas


JAKARTA -- Kementerian Agama tengah menjajaki peluang kerja sama pendidikan keagamaan dengan Amerika. Pembicaraan ini tercetus dalam pertemuan Sekretaris Jenderal Kemenag Nizar dengan Atase Kebudayaan Amerikat Serikat Emily Yasmin Norris di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Selasa (7/11).

Sebagaimana dikutip dari website Kemenag, dalam pertemuan tersebut, Emily yang juga didampingi Direktur Eksekutif American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF) Alan Feinstein menawarkan kerja sama dalam bidang pendidikan keagamaan.

Alan Feinstein menyampaikan, salah satu bentuk kerja sama yang ditawarkan adalah pemberian beasiswa pendidikan S2 dan S3. “Kerjasama ini khusus ditujukan untuk bidang keagamaan, pendidikan keagamaan di bawah Kemenag untuk berangkat ke Amerika, dengan pembiayaan dari pemerintah Amerika dan juga Pemerintah Indonesia,” tutur Alan.

Hal tersebut disambut dengan terbuka oleh Sekjen Kemenag RI Nizar Ali. Ia mengucapkan terima kasih atas rencana baik terkait kerjasama ini. “Ini support terkait pengembangan sumber daya manusia, terutama dalam mengawal nilai ajaran agama,” ujarnya.

“Semoga rencana kerjasama ini juga bisa mendorong kualitas perguruan tinggi kita. Soal teknis kita sangat terbuka, nanti polanya bisa dibicarakan dan di detilkan melalui perjanjian kerjasama,” lanjut Nizar.

Nizar juga menilai, ajakan kerjasama Aminef kepada Kemenag sudah tepat sasaran lantaran banyaknya Pendidikan keagamaan di bawah Kemenag seperti Pesantren dan Madrasah. “Sudah tepat memang jika ke Kemang, karena dengan banyaknya pesantren di Indonesia sehingga masih perlu support dari pihak founding, sehingga para pelajar bisa melanjutkan belajar bahasa Inggris dari S1 hingga S3,” ujarnya.

Nizar sendiri mengatakan bahwa di Kementerian Agama sudah ada beasiswa yang diperuntukan untuk ara pelajar yang ingin melanjutkan Pendidikan, bahkan hingga keluar negeri. Meski demikian, dengan banyaknya Pendidikan di bawah Kemenag, tentu hal tersebut dirasa masih kurang.

“Di kita memang sudah ada (beasiswa) namun saya kira masih kurang, pesantren saja ada sekitar 36 ribu pesantren, itu sangat banyak. Karenaya kami menerima dengan terbuka ajakan kerjasama ini,” tutupnya. (*)

 
Top