Faktual dan Berintegritas


PADANG --  Pulau Pandan, salah satu pulau eksotis di sisi barat Kota Padang yang terletak sekitar 22,5 kilometer dari Muaro Padang. Pulau yang berada dalam Taman Wisata Perairan (TWP) Pieh dan pulau sekitarnya itu, menjadi rumah bagi ratusan ribu penyu yang dilindungi terutama penyu hijau.

Pulau Pandan menjadi salah satu penangkaran penyu semi alami yang dikelola Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Pulau dengan luas sekitar 16 hektar itu, masih tampak asri dengan pasir putih yang sangat halus.

Berkunjung ke Pulau Pandan, akan menjadi wisata bahari yang paling berkesan. Selain disapa oleh keeksotisan pasir dan pohon kelapanya, pengunjung akan diperkenalkan dengan penangkaran penyu semi alami dibawah naungan LKKPN Pekanbaru. 

Saat menjalankan ekspedisi ke Pulau Pandan, Sabtu, (11/11/2023), Wali Kota Padang Hendri Septa mengapresiasi LKKPN Pekanbaru yang telah mengelola taman konservasi penyu di Pulau Pandan itu.

Dalam kunjungan ke Pulau Pandan, Wali Kota Padang Hendri Septa yang juga didampingi Sekretaris Daerah Kota Padang Andree Algamar mengajak masyarakat agar bersama melestarikan dan melindungi penyu.

"Terima kasih LKKPN Pekanbaru yang telah bersama mengawasi serta melestarikan penyu di Pulau Pandan. Tidak lupa kita imbau masyarakat agar mengunjungi pulau yang masih asri ini, ini taman konservasi serta wisata yang merupakan aset kita bersama," katanya.

Koordinator penangkaran penyu Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional (LKKPN) Pekanbaru Ilham menyebutkan, sejak tahun 2018, total telur penyu yang berhasil diselamatkan oleh LKKPN Pekanbaru sebanyak 122 ribu. 

Dari jumlah itu, sekitar 90 persen berhasil jadi penyu yaitu penyu lokal dan didominasi penyu hijau.Sekitar bulan Mei, Juni, Juli akan menjadi pendaratan penyu terbanyak dan rilis terbanyak. 

"Biasanya akhir tahun akan mengalami penurunan," kata Ilham saat mendampingi Wali Kota Padang Hendri Septa mengunjungi penangkaran semi alami di Pulau Pandan itu, Sabtu, (11/11).

Terlihat dalam penangkaran itu, dituliskan berbagai informasi. Diantaranya, nomor sarang, jenis penyu, jumlah telur yang ditemukan di pesisir, tanggal ditemukan, dan prediksi atau waktu perkiraan menetas. 

"Biasanya dalam 60 hari bakal menetas. Tapi ini tergantung kondisi panasnya pasir, adanya yang perkiraan kita bakal menetas dalam dua hari ke depan, namun sudah menetas satu atau dua hari yang lalu," katanya.

Kondisi penetasan telur penyu juga tergantung cuaca. Jika curah hujan tinggi, maka penetasan juga akan semakin lambat. 

"Penyu melakukan pendaratan dominannya saat malam hari, sekitar pukul 02.00 atau 03.00 pagi. Nanti sekitar pukul 04.00 hingga 08.00 akan kita cek dan pindahkan ke penangkaran, lalu diberi tanda," tutur Ilham lagi. 

Dalam pengumpulan telur penyu, tim penangkaran penyu LKKPN yang merupakan warga lokal Kota Padang akan menyisi pantai dari utara ke selatan. 

Namun, saat berkunjung ke Pulau Pandan tim Pemko Padang tidak sempat melihat perilisan penyu. Sebab, waktu rilisnya hanya saat matahari akan terbenam.  "Konservasi penyu merupakan program nasional. Seluruh penyu yang kita temukan disini dilindungi tidak bisa dimanfaatkan," tutupnya. (dkf)

 
Top