Faktual dan Berintegritas


MASA pandemi Covid-19 mengharuskan masyarakat di rumah sajà. Berbagai kegiatan dilangsungkan dari rumah, termasuk membeli berbagai keperluan.

Guna memenuhi berbagai keperluan, sebagian masyarakat berbelanja secara online. Ini dilakukan agar tidak terjadi interaksi berisiko sebagaimana di Pasar tradisional atau di mal dan swalayan.

Berbelanja secara online memang mengasyikkan. Debgan hanha duduk di rumah, berbagai kebutuhan bisa dibeli. Tinggal order, tunggu dan tiba.

Namun untuk belanja online perlu kehati-harian. Janga  sampai salah order. Sebab, barang yang sudah di order harus dibayar dan jelas tidak bisa dikembalikan.

Makanya, pikirkan dan pastikan nama barang atau makanan, termasuk satuannya. Jangan sampai terjadi seperti seseorang dari Malaysia ini. Semula mau beli 70 bungkus keripik singkong, yang tiba justru 70 kardus. Bagaimana ini terjadi, Berikut dikutip dari Kumparan.

Akun Twitter @snabehh membagikan postingannya di media sosial Sabtu, (16/5) lalu. Dalam postingannya itu, ia menyebut pamannya telah melakukan kesalahan dengan memesan 70 kardus keripik.

Sang paman disebut awalnya memesan 70 bungkus keripik. Namun, entah mengapa, keripik yang diantar ke alamatnya  berjumlah 70 kardus.

"Guys, tolong bantu keluarga saya untuk menjual kembali kerupuk singkong ini. Paman saya melakukan kesalahan dengan memesan terlalu banyak kerupuk. Padahal, idul fitri minggu depan," begitu ditulis @snabeth di postingannya tersebut.

Dari postingan itu, tampak tumpukan kardus keripik singkong dijejerkan di rumahnya tersebut. Dengan hal itu, ia pun memutuskan untuk menjual kembali keripik itu. Ia mematok harga 30 Ringgit Malaysia per bungkus dan 100 hingga 130 Ringgit per kardus.

Itu adalah bukti kekurangtelitian dalam melakukan orderan saat belanja online. Makanya, sebelum dipesan, periksa kembali jenis pesanan, jumlah dan spesifikasi lainnya jika ada. Umpamanya saat belanja makanan, apakah pedas, sedang atau kurang pedas, manis, asam dan lain sebagainya. (sp)

 
Top