Faktual dan Berintegritas

Jambak yang mulai berputik. 

INDONESIA negeri yang subur. Berbagai jenis tanaman bisa tumbuh. Jangankan ditanam, dilempar saja bisa tumbuh. Begitu benarkah suburnya.

Di antara tanaman yang tumbuh, ada asli Indonesia dan ada pula tanaman dari luar negeri. Ibarat penduduk ada pribumi dan ada pula pendatang.

Di antara banyak tanaman yang tumbuh di Indonesia, salah satu  adalah jambak, sejenis tanaman berpohon yang hidup di kawasan dataran tinggi. Buahnya ketika muda putih dan ada juga kemerah-merahan, tapi setelah matang, berubah menjadi merah bahkan ranum menjadi merah pekat.

Ditelusuri dari wikipedia tidak ditemukan tanaman, pohon ataupun buah jambak (kecuali jambu jambak atau jambu bol). Karenanya bisa disimpulkan ia tidak termasuk buah populer atau komersil dan bisa jadi tidak  banyak yang menanam. Atau bisa jadi tanaman buah yang langka. Entahlah!

Memang boleh dikatakan tidak ada kebun jambak dalam skala besar di Indonesia. Yang ada hanyalah tanaman yang ditanam atau tumbuh beberapa pohon saja dekat rumah penduduk dan di ladang.

Di Minangkabau, jambak bukan buah-buahan saja, tetapi jauh lebih besar. Jambak adalah salah satu suku, yang di sebagian nagari disebut juga suku Kutianyia.

Sebagai suku, Jambak merupakan suatu identitas diri. Ia punya rumah gadang, punya pangulu, pucuk adat, pakai sako jo pusako, pandam pekuburan dan seterusnya sebagaimana layaknya suku-suku lain di Minangkabau. Tak ada yang boleh menghina, melecehkan atau menjelek-jelekkannya. 

Suku jambak cukup berkembang di Minangkabau. Ia ada di mana-mana, bahkan sampai ke perantauan. Maklum, ke manapun anak Minang merantau dan punya keturunan, namun sukunya tidak berubah. Jambak dari lahir, tetap Jambak sampai mati. (sp)
 
Top