Faktual dan Berintegritas


PADANG - Dampak pandemi Covid-19 terhadap sektor  pariwisata cukup memprihatinkan, tidak terkecuali di Provinsi Sumatera Barat. Setidaknya dalam tiga bulan terakhir, industri pariwisata Sumbar seakan berada pada titik nadir alias lumpuh. Jika dihitung, potensi kerugian yang dialami pelaku usaha pariwisata tentu begitu besar, apalagi wabah Covid-19 belum sepenuhnya berakhir.

Hal ini disampaikan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno yang didampingi Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Novrial di ruang kerjanya, Rabu (24/6) dalam diskusi ringan dengan beberapa pelaku wisata dan media terkait mengaktifkan kembali sektor pariwisata pada era Tatanan Normal Baru Produktif dan Aman Covid-19 (TNBPAC).

Menurutnya, kondisi ini tidak bisa terus dipertahankan. Apa dan bagaimana strategi menyikapi kondisi ini mesti dipersiapkan dengan matang, tanpa mengabaikan aspek kesehatan.

“SOP nya telah kita persiapkan, bagaimana penerapan protokol kesehatan, baik bagi wisatawan ataupun seluruh pelaku usaha yang terlibat, bahkan sampai pembiayaan untuk PCR test kita tentukan formulasinya seperti apa,” ungkap Gubernur Irwan.

Persiapan tersebut telah dilalui melalui pertemuan virtual secara marathon dengan berbagai pihak. Kota Bukittinggi menjadi kota pertama di Sumbar yang membuka kembali destinasi wisata unggulan, disusul kabupaten kota lainnya.

“Alhamdulillah kurang lebih dua minggu berjalan, saya kembali ingatkan, tetap patuhi protokol kesehatan secara ketat, jangan sampai ada penularan pada objek wisata, ini pertaruhan kita semua,” imbau Gubernur.

Gubernur meyakini, dengan kembali dibukanya berbagai destinasi wisata, secara perlahan perekonomian masyarakat Sumatera Barat khususnya melalui sektor pariwisata akan kembali pulih seperti sediakala. “Pariwisata ini multiplier effectnya besar bagi masyarakat,” sebutnya.

Terakhir Gubernur memberikan apresiasi kepada Asosiasi Kapal Selancar Sumatera Barat (AKSSB) yang pada hari ini telah  melakukan terobosan guna mendukung program Pemerintah Sumatera Barat di sektor pariwisata, yakni dengan mengirim tamu-tamu peselancar asing ke Kabupaten Kepulauan Mentawai.
 
Diketahui paket wisata surfing ini diluncurkan  AKSSB dengan menggunakan kapal selancar Switchfoot yang akan membawa wisatawan asing berselancar selama kurang lebih 12 hari dengan mengikuti protokol kesehatan.

Ketua AKSSB, Aim Zein dalam keterangan tertulisnya mengatakan bahwa protokol wisata kapal selancar ini dirancang sedemikian rupa agar semua pihak merasakan manfaatnya dengan azas CSH (Clean, Safety, Healthy – Bersih, Aman dan Sehat).   

“Kunci dari protokol ini adalah setiap wisman wajib untuk mengikuti PCR Test. Pengambilan sampel dilakukan diatas kapal kepada seluruh penumpang dan anak buah kapal (ABK). Kemudian selama menunggu hasil test, ABK dan wisman dilarang untuk turun kapal untuk meminimalisir kontak dengan orang lain,” jelasnya. (rls/kmf)
 
Top